ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB
Salam sejahtera bagi kita semua, mudah-mudahan kita semua tetap dalam lindungan Allah SWT... AMIN..
Pada kesempatan kali ini saya akan memposting sebuah tulisan yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin..
Terlepas dari kontroversi tentang peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, mengingat dan merenungkan tentang kelahian Nabi Muhammad serta perjuangan beliau merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam islam. Ingatlah bagaimana Allah menyanjung beliau dalam firmannya: "Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang berharap kepada (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak menyebut Allah."(Al-Ahzab:21)
memang akan sangat menarik untuk mengamati perilaku hidup beliau. Syaikh Safiyurrahman al Mubarakfuri menggambarkan baginda Rasulullah seperti ibarat mata air yang tak pernah kering. Mata air yang tak pernah kering inilah yang mengairi dahaga umat ini ketika sangat membutuhkan keteladanan seorang pemimpin. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat Alqur'an diatas memang banyak sisi kehidupan beliau yang bisa menjadi teladan bagi kita umat Islam bahkan teladan bagi seluruh manusia.
Keteladanan yang beliau berikan adalah bersifat universal, artinya siapapun yang ingin kehidupannya mencontoh beliau maka insya Allah kehidupannya akan sukses. Salah satu nilai keteladanan yang bersifat universal, tidak hanya keteladanan bagi kaum muslimin semata adalah keteladanan beliau sebagai seorang pemimpin.
Beliau adalah sosok pemimpin yang dibimbing oleh wahyu. Ini artinya segala apapun yang beliau lakukan pastilah benar. Pada lahiriahnya apa yang beliau katakan dan lakukan adalah perbuatan manusia tapi pada hakikatnya perkataan dan perbuatan beliau adalah wahyu Tuhan yang berjalan. Hal ini dijelaskan oleh Aisyah ra ketika beberapa sahabat bertanya kepada beliau tentang akhlak (moral) Rasulullah SAW. Maka kontan saja ummul mukmin ini menjawab, "Adalah akhlak Rasulullah itu akhlak Alqur'an."(HR. Muslim dan Abu Dawud).
Kepemimpinan yang beliau contohkan ternyata bisa diterapkan untuk memimpin siapa saja dari kalangan rakyatnya tidak peduli orang beriman atau bukan. Jika kita melihat struktur masyarakat Madinah pada saat beliau memimpin maka akan tampak bagi kita bahwa sebagian penduduk Madinah beragama lain terutama dari kalangan Yahudi.
Hal ini tentu berbeda dengan apa yang dikhawatirkan oleh sebagian orang pada saat ini. Mereka khawatir jika seandainya dipimpin oleh orang yang memiliki komitmen yang kuat tentang ajaran agama Islam. Disangkanya jika seseorang memiliki komitmen yang kuat tentang ajaran agama Islam yang kuat maka tipe pemimpin seperti ini akan kesulitan memimpin pada suatu wilayah yang penduduknya memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda. Sayangnya justru cara berfikir seperti ini juga dianut oleh sebagian besar orang Islam yang tidak mau mengambil pemimpin dariorang yang dekat dengan Islam. Mereka lebih rela dipimpin oleh orang yang tidak memiliki keberpihakan terhadap islam. Disangkanya masyarakat akan kesulitan jika dipimpin oleh orang yang faham tentag Islam.
Sebagai seorang pemimpin beliau bukan hanya terbilang sukses tapi juga membuktikan diri sebagai orang paling sukses dalam memimpin dunia. Paling tidak demikianlah yang disampaikan oleh Michael H Hart dalam bukunya "100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah (The 100: A Ranking of the Most Influental Persons in History). Michael H Hart menyebutkan bagaimana kesuksesan Nabi Muhammad saw membangun agama Islam mulai dari beliau seorang diri hingga dalam waktu singkat kekuasaan Islam meliputi jazirah Arab dan kemudian disebarkan lagi oleh para penerusnya dengan kemajuan yang sangat signifikan. Beliau bukan hanya sukses memimpin umat Islam tapi juga seluruh umat beragama lain yang ada dibawah naungan Islam.
Mungkin ada sebagian yang bertanya-tanya apa sebenarnya resep beliau sukses menjadi seorang pemimpin? Apakah karena beliau memiliki uang yang banyak sehingga memiliki pendukung yang banyak. Ternyata sama sekali tidaklah demikian sebabnya. Marilah kita lihat apa yang menyebabkan beliau menjadi pemimpin besar.
Jika kita menengok kepada pendapat Michael H Hart yang menyusun buku 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah ini terlihat bahwa lima tokoh utama teratas adalah pemimpin agama. Tokoh yang paling berpengaruh adalah Nabi Muhammad SAW yang disusul oleh Isaac Newton kemudian Nabi Isa as. Tokoh keempat adalah Budha dan selanjutnya Konfusius. Mengapa demikian? karena tokoh agama inilah yang meninggalkan legacy (warisan) kepada manusia sepeninggalnya. Dalam sejarah akan terlihat bahwa memang agamalah yang paling mempengaruhi kehidupan mausia.
Meskipun agama merupakan inspirasi utama dari para pemimpin dalam sejarah manusia, ternyata Allah sebenarnya juga mensyaratkan para pemimpin untuk memiliki minimal dua kekuatan dalam diri mereka. Allah berfirman: "Nabi mereka mengatakan kepada mereka, "sSesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab, "Bagaimana Thalut memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak. "Nabi (mereka) berkata, "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tuguh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui."(Albaqarah:247).
Dalam ayat diatas nyata sekali Allah jelaskan bahwa seorang pemimpin bukanlah dipilih karena dia memiliki harta kekayaan atau wajah yang tampan rupawan atau terkenal. Pemilihan pemimpin lebih kepada kemampuan seseorang yang memiliki ilmu dan tubuh yang kuat.
Ilmu yang luas diperlukan untuk dapat memimpin pemerintahan yang mengatur seluruh sendi kehidupan masyarakat. Bayangkan jika seandainya sebuah negeri dipimpin oleh seseorang yang bodoh maka bisa jadi dia akan membuat keputusan yang tidak sesuai dengan perintah Allah dan Rasul. Tentu hal ini akan mengundang azab Allah di muka bumi yang seringkali kita sebut dengan bencana. Kemampuan inilah yang disebut oleh para ulama sebagai sifat fathonah (cerdas) yang dimiliki oleh setiap nabi dan rasul. Kemampuan ini mutlak ada dalam diri setia rasul sehingga mereka bisa menyesuaikan keadaan masyarakat yang mereka hadapi dengan hukum-hukum Allah yang diturunkan untuk mereka.
Kekuatan kedua yang penting bagi seorang pemimpin adalah agar dia memiliki kekuatan tubuh yang prima. Hal ini penting agar pemimpin tersebut dapat memimpin rakyatnya secara optimal. Jika pemimpin sering sakit maka bagaimana mungkin dia akan bisa memimpin rakyatnya karena dia akan lebih sibuk dengan dirinya sendiri. Tubuh yang kuat ini sangat diperlukan bagi seorang pemimpin untuk bisa berkeliling ke pelosok negeri sehingga dia mengetahui kehidupan masyarakat yang dipimpinnya. Jika tidak demikian maka dia hanya akan mengetahui keadaan masyarakatnya dari para pembantunya yang bisa jadi berbeda dengan keadaan sesungguhnya.
Kombinasi dari kekuatan ilmu dan kekuatan tubuh inilah yang menghasilkan figure pimpinan seperyi Rasulullah SAW yang memiliki empat kriteria utama yaitu shiddiq, amanah, fathananh dan tabligh. Sifat-sifat utamaini juga mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin tanpa terkecuali.
Shiddiq artinya benar yaitu seorang pemimpin harus memiliki perkataan dan perbuatan yang benar dan selalu terbimbing oleh Allah dan Rasul-Nya. Jika menilik karakter Rasulullah SAW, beliau dijelaskan oleh Allah dengan, "Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya (Annajm:4). Ini artinya seorang pemimpin tidak boleh bertindak dengan didasari oleh hawa nafsu tapi mengembalikan semuanya kepada Alqur'an dan Sunnah.
Amanah berarti dapat dipercaya. Jika sebuah urusan diserahkan kepadanya maka dia cakap dan dapat dipercaya mengemban amanah yangdiberikan kepadanya. ingatlah bagaimana Rasulullah SAW diberi gelar Al-amin bahkan ketika beliau belum menjadi seorang rasul. Seorang pemimpin mestilah dapat dipercaya ketika dia diberikan amanah oleh rakyatnya.
Tabligh adalah sifat Rasul yang menyampaikan apapun dari Allah kepada kaumnya. Ini juga penting dimiliki oleh seorang pemimpin. tidak boleh seorang pemimpin menyembunyikan (kitman) terhadap perintah Allah kepada masyarakat yang dipimpinnya. Jika pemimpin menyembunyikan sesuatu dari perintah Allah karena bertentangan dengan kepentingannya maka hal ini akan menjadi sumber bencana bukan hanya bagi pemimpin tersebut tapi juga bagi kaumnya.
Fathonah atau cerdas mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin sebagaimana hal ini wajib bagi seorang nabi dan rasul seperti Nabi Muhammad SAW. Tanpa kecerdasan ini tidak mungkin seorang pemimpin dapat mengatur masyarakatnya dengan baik sebagaimana dijelaskan diatas. kecerdasan yang penting dimiliki oleh seorang pemimpin bukan hanya kecerdasan intelegensia tapi juga kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini bagi seorang pemimpin adalah kecerdasan dengan menggunakan pendekatan simpati dan empati kepada apa yang dirasakan oleh rakyatnya. Dengan demikian seorang pemimpin akan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki keadaan rakyatnya ketika dia sendiri merasakan penderitaan warganya. Wallahu'alam.....
Sumber: Buletin Dakwah
